Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Mimpi

Gambar
source: google.com Kalian pernah punya mimpi? Bukan cita-cita, tapi mimpi. Bukan mimpi ketika tidur juga, tapi mimpi tentang suatu keinginan. Pasti. Pasti punya lah. Entah itu bermimpi pingin punya usaha apa gitu yang sukses dengan profit ++ tiap bulannya. Mimpi punya suami yang mirip artis Korea, atau mimpi apalah gitu yang ingin banget kalian punya dan terwujud. Aku pun demikian. Punya mimpi bisa terbitin buku. Jelas buku fiksi lah, bukan science atau ilmu-ilmu lainnya. Sekarang sedang dalam proses penulisan sebuah novel. Sebagian juga dari tulisan di blog ini yang bakal aku masukin di naskahnya nanti. Awalnya aku berencana buat nulis di blog aja semuanya. Tapi setelah dipikir lagi nanti nggak bakal surprise isinya kek gimana. Karena sudah ketauan duluan di blog ceritanya. Entah bakal diterima sama penerbit atau enggak, setidaknya aku mau berusaha dulu. Kalau memang rejekinya, insyaAllah bakal Allah bantu. Kalau ternyata bukan, nanti kita pikirin lagi gimana ke depannya. He...

Pelengkap

Gambar
source: google.com Kita sama sekali tidak pernah mengikrarkan apapun hingga aku dan kamu melebur menjadi kita. Kita adalah aliran yang muaranya masih jauh di ujung sana. Masih belum dapat terlihat apakah arusnya akan deras dengan lajur yang lurus. Atau arusnya tenang tapi lajurnya bercabang. Atau justru arusnya deras dan lajurnya bercabang? Entahlah. Menebak-nebak sesuatu bukanlah keahlianku. Pun kamu. Hal-hal seperti itu hanya akan menghambat kita untuk saling mempererat dekat.  Waktu seakan berlalu begitu cepat ketika kita sedang dekat. Menghabiskan hari berdua sepulang kuliah adalah hal terfavorit. Entah untuk makan di warung pinggir jalan sederhana, jajan es buah kesukaan di daerah Gajahan, atau sekadar menetap di lorong kampus membicarakan sesiapa saja yang lewat hingga berlarut-larut. Sesederhana itu aku bisa bahagia jika ada kamu tepat di sebelah kursi tempat aku terduduk. Pun sebaliknya, waktu terasa begitu lambat jika aku sedang tak berada dekat dengan mu. Karena...

Pertemuan

Gambar
source: google.com Teruntuk kamu, pemilik mata seteduh rimbun pepohonan. Aku mengenalmu pada sebuah kesempatan. Aku yakin, kala itu Tuhan ikut turun tangan. Menetapkan apa-apa yang pada akhirnya membuat kita berkenalan. Mendekatkan segala yang sebelumnya saling berjauhan karena keadaan yang tidak mempertemukan. Teruntuk kamu, pemilik mata coklat yang tatapnya hangat. Aku adalah ramai yang berhasil kamu tenangkan dengan sekali lihat. Aku adalah deras hujan yang berhasil kamu redakan dengan doa yang terikat. Aku adalah kumpulan kekhawatiran yang berhasil kamu tenangkan dengan pelukan yang erat.  Pertemuan denganmu adalah awal dari kebahagiaan yang Tuhan kirim. Sebuah awalan memang selalu menghadirkan rasa penasaran. Menghadirkan sapa yang berulang dan tak berujung. Menghadirkan temu yang selalu direncana untuk yang kedua, ketiga, dan seterusnya. Menghadirkan bicara dengan topik pembahasan yang seakan tidak ada habisnya diceritakan. Lewat pertemuan denganmu, aku mengenal ...

Mempertahankan Hubungan atau Menunda Perpisahan?

Gambar
source: google.co.id Sebenarnya apa yang sedang kita lakukan sekarang, sayang? Mempertahankan hubungan atau hanya menunda perpisahan? Kalimat itu cukup menguras energiku kali ini. Aku seakan dipaksa untuk memikirkan kemungkinan yang pada akhirnya menjadi ketidakmungkinan yang dikhawatirkan. Aku bukan pesimis tentang suatu keadaan yang sekarang sedang berjalan. Hanya saja, perasaanku sedang menghilang entah ke mana. Sampai akhirnya pikiranku mulai menguasai apa-apa yang aku tutupi dengan naluri.  Dua puluh empat jam sehari, rasanya dua puluh lima jam kita berselisih paham. Mendebatkan apa-apa yang membuat semua semakin rumit. Aku mungkin bisa mengalah, tapi sekali lagi aku lelah. Kamu mungkin bisa juga mengalah, tapi kamu memilih untuk tak kalah. Jika sudah seperti ini rasa-rasanya aku ingin benar-benar menyerah. Mencukupkan apa-apa yang selama ini masih selalu berhasil untuk dilanjutkan. Tapi, jika diingat sudah sejauh ini melangkah. Sudah selama ini saling mengenal, ...

Kamu Perlu Tau

Harus berapa kali aku berdamai dengan perpisahan dan sakit hati? Sementara rasa-rasanya hatiku sudah hancur tak berupa. Sakit seperti apa juga kiranya entah kepingan bagian mana yang akan merasakan perihnya.  -------------------------- Di bawah guyuran hujan, pohon di luar kamar terlihat basah. Tetes airnya mengucur dengan deras. Suaranya merdu ketika airnya jatuh tepat ke tanah dan bebatuan. Langit malam ini semakin gelap dengan mendung yang pekat. Tanpa sinaran bulan dan lintang gemerlapan. Sayu-sayu aku dengar Ibu dan Bapak sedang membicarakan penyanyi di salah satu acara televisi favorit di ruang tengah. Aku memilih di sini. menyendiri di kamar dengan kaki tertutup selimut gambar Cinderella. Udaranya cukup dingin. Rasanya dengan segala suasana yang sedemikian syahdu, menurutku menuliskan cerita tentangmu adalah sebuah ketepatan.  Kamu? Siapa memang yang ku maksud dengan kamu?  Kamu yang ku sebut dengan perpisahan. Kamu yang ku artikan kenangan. Kamu yan...

Sepotong Puisi dan Makna Sebuah Tulisan

Aku ingin menjadikanmu kapital di setiap permulaan Agar kamu tau kamu selalu ada di tiap awal kebahagiaan Agar kamu tau kamu adalah awalan Agar kamu tau aku melibatkanmu di setiap keinginan Aku ingin menjadikanmu titik pada tiap baris kehidupan Agar aku bisa bernafas tanpa siksaan Agar aku bisa menandaimu bahwa kamu adalah akhiran Agar aku bisa memulai apa-apa tanpa terengah karena terlalu lelah jika tanpa jeda yang menjadi akhiran Kamu adalah awalan dan akhiran yang masih aku semogakan Menjadi pelengkap pada kumpulan kata di tiap lembaran Sebagai manusia kamu akan mengalami satu fase tentang percintaan yang pasti kamu rasakan. Entah itu sekadar suka tanpa pernah mengungkapkan, atau malah justru berpacaran bergonta ganti pasangan. Itu lah kehidupan. Mustahil jika hidup sebagai manusia tapi tidak pernah merasakan apa itu jatuh cinta. Kata kebanyakan orang, cinta itu anugerah. Banyak novel yang ku baca juga mengatakan demikian. Kita tidak pernah bisa menyala...

Kapan nyusul?

Pernah terpikir untuk menikah diusia berapa? 20? 22? 25? atau 30? Sebagai seorang perempuan katakanlah rata-rata mereka ingin menikah diusia kurang dari 25 tahun. Usia yang dianggap sudah cukup mantang dan mampu untuk mengarungi bahtera kehidupan bersama dengan pasangan pilihannya. Diusia 20-an banyak perempuan yang mulai menata mimpi dan tujuan hidupnya. Bagi yang sudah memiliki pasangan, mungkin mereka mulai membayangkan tentang konsep pernikahan. Cari info tentang perias manten mana yang menarik hati. Cari info tentang gaun apa yang ingin mereka pakai, berapa biaya cattering, siapa saja yang akan diundang dan lain halnya. Untuk yang masih single, mereka juga sudah mulai berpikir dengan siapa nantinya akan dipertemukan dengan imam keluarga kecil mereka nanti. Bagaimana nanti jalan pernikahannya dan sebagainya. Indah ya bayangin aja. Hahaha. Wajar kalau undangan pernikahan silih berganti datengnya ditahun 2017 ini. Dari awal tahun sampai sekarang menginjak akhir tahun, rasanya ti...

(Tidak) Sempurna

Aku pernah membayangkan mendapatkan laki-laki romantis yang tidak pernah membuat ku menangis.  Aku pernah membayangkan mendapatkan laki-laki yang seutuhnya memberi perhatian tanpa aku meletakkan tuntutan. Aku pun pernah membayangkan mendapatkan laki-laki yang diamnya mampu menenangkan, bicaranya mampu dipertanggungjawabkan, dan peluknya mampu menentramkan.  Menuntut? Tidak. Aku hanya membayangkan. Mengingkannya? Iya. Tapi aku hanya ingin. Aku sadar mungkin keinginanku berlebihan. Sementara jodoh adalah cerminan. Sementara sempurna adalah milik sang pemberi cinta. Tapi, apakah kriteria laki-laki yang kusebut di atas menurutmu sempurna? Kalau aku menjawab, tidak.  Bagaimana jika semua sifat yang ku ingini itu berhasil aku dapatkan, tapi kenyataannya setelah hidup seatap aku tau laki-laki ku sering mendengkur ketika tidur. Aku tau, kalau laki-laki ku jarang menggosok gigi ketika pagi dan malam hari. Aku tau laki-laki ku tidak bisa membetulkan genteng rumah kami ...
"Sebab tidak ada gunanya memperjuangkan seseorang yang tidak mau diperjuangkan. Sebab cinta itu tidak hanya sehari-sebulan. Butuh dua pihak yang sama-sama yakin sejak awal." -kurniawangunadi-

Berlawan Arah

Repost: http://kurniawangunadi.tumblr.com/post/147497373197/berlawan-arah Suatu ketika saat kamu sedang memiliki perasaan kepada seseorang, tiba-tiba muncul orang lain yang memiliki niat terbaik dalam hidupnya untukmu. Apakah kamu berani melawan arah perasaanmu? Suatu ketika, impianmu runtuh satu persatu bukan karena kamu tidak berjuang mewujudkan. Tapi orang tuamu tidak setuju dengan segala hal yang kamu utarakan, mereka berharap besar terhadapmu. Apakah kamu berani melawan arah impianmu? Di tengah jalan, kita akan dihadapkan pada hal-hal yang semenggelisahkan itu. Karena rumusnya adalah, perasaan tidak selalu sama dengan kenyataan. Dan Tuhan itu menghadirkan kenyataan-kenyataan untuk membuat kita mengerti bahwa menjalani hidup itu tidak sama dengan angan-angan. Kita belajar berkali-kali tentang yang terbaik itu selalu Allah yang Maha Mengetahui. Hanya saja, ilmu kita tentang itu tidak pernah sampai dalam setiap langkah kita. Kita semacam merasa paling ...

Cemburu

"Sungguh wanita bisa menyembunyikan cintanya selama 40 tahun, namun tak sanggup menyembunyikan rasa cemburunya walau hanya sesaat" (Ali Bin Abi Thalib) CEMBURU. Apa yang terpikirkan dalam benak mu ketika kamu membaca satu kata itu? Kata yang kekuatannya memiliki dampak yang luar biasa. Kata yang sering terucap dari insan yang berpasang. Seringnya memicu pertengkaran dan sakit hati di bagian akhir pernyataan "Aku cemburu".  Siapa yang lebih sering cemburu? Perempuan atau laki-laki? Keduanya mungkin punya porsi yang hampir berimbang. Tapi untuk kali ini, aku sebagai perempuan, lebih sering merasakan kecemburuan. Ali Bin Abi Thalib benar. Aku sepakat dengan ucapannya. Aku merasakannya. Aku mengalaminya. Andai pun bisa, sungguh aku ingin biasa saja. Tidak merasakan cemburu ketika laki-lakiku jalan berdua dengan perempuan lain. Tidak merasakan cemburu ketika laki-lakiku lebih sering berkomunikasi dengan perempuan lain dibanding dengan dengan ku. Sepertinya itu...