Perasaan ketika Ditinggal Temen Menikah
source: google.co.id
Teruntuk teman-teman perempuanku yang telah menemukan seseorang yang diyakini sebagai jodohnya. Sejujurnya ketika kalian tiba-tiba bilang "Eh aku mau cerita, insyaAllah tahun ini aku mau menikah" atau "Aku mau cerita nih, maaf ya aku baru ngomong sekarang, insyaAllah bulan depan aku menikah" entah kenapa rasa-rasanya dada ku tiba-tiba nyeri. Hahaha
Well, akhir-akhir ini aku seperti sedang merasa phobia ketika mendengar teman mau menikah. Ada nggak sih phobia macam itu? Tapi nyatanya aku merasakannya. Huhu sedih. Flashback bentar ke ahun 2017 kemarin, aku punya sahabat yang udah hampir 10 tahunan kita barengan dan di awal tahun kemarin tiba-tiba dia ngabarin kalau kurang dari sebulan lagi dia menikah. Sementara aku sama sekali nggak tau kapan dia dilamar. Beberapa hari sebelum dia bilang juga kita masih ketemu dan sama sekali nggak ada bahasan tentang itu. Semenjak itu berturut-turut hampir tiap bulan undangan pernikahan dari temen-temen SMA ku datang silih berganti. Lebih ngagetin lagi adalah ketika mereka yang memutuskan menikah adalah mereka yang dulunya sama sekali nggak ada rencana buat menikah muda, ataupun tidak terdeteksi akan memutuskan menikah secepat itu.
Kaget, sedih, nangis, haru, seneng, campur jadi satu. Tapi porsi paling banyak adalah sedih. Aku nggak paham sih kenapa aku bisa punya perasaan sedih ketika temen-temen aku memutuskan untuk menikah. Tapi aku benar-benar merasakan kesedihan itu. Sampai yang kadang nangis sendiri, teruuuuuus ah gitu lah pokoknya. Undescribed. Tapi sebenernya aku juga seneng. Bukan juga deng, tapi ya emang seneng. Bahagia akhirnya mereka mampu menemukan kebahagiaannya. Bahagia karena mereka udah nggak galau lagi cerita ditinggal pacarnya jalan sama cewek lain. Bahagia karena mereka sudah menemukan pintu surganya. Bahagia karena mereka sudah menggenapkan separuh agama mereka.
Aku pernah punya pikiran, bahkan sampai detik ini aku nulis tentang ini - Bahwa ketika temenku yang biasanya bisa main sama aku, biasanya bisa aku ajak kemana-mana pas lagi ingin keluar kemudia mereka memutuskan untuk menikah, nantinya pasti waktu buat aku bakal berkurang atau parahnya bakal ilang. Secara aku sama temen-temenku nggak sering juga ketemu, kemudian ketika mereka menikah pasti akan lebih sulit untuk ketemu lagi. Sekalinya ketemu eh suaminya ikut. Hahaha. Pikiran-pikiran seanak kecil itu yang aku rasain. Di samping itu juga, mungkin dulunya aku yang lebih ingin menikah diusia muda, eh nggak taunya keduluan sama temen-temen yang lebih siap. Ya gimana ya, ya gitu lah rasanya.
Kadang iri juga sama temenyang udah berani ngambil keputusan untuk menikah. Beruntungnya mereka memang waktunya sudah sesuai dengan waktu menurut Allah yang dikasih ke mereka untuk menikah. Jadi ya gampang aja semuanya. Dari mulai si jodoh yang tiba-tiba ketemu dan pas. Pekerjaan calon suami yang sudah bisa dikatakan mampu menafkahi, dan pasangan mereka yang memang sudah ingin menikahi. wkwkwk. Yap, memang waktunya udah pas.
Sementara aku? ya masih gini-gini aja. Mungkin memang masih diharuskan Allah untuk memperbaiki diri lebih lebih dan lebih lagi. Allah belum kasih waktu nikah ditahun ini karena mungkin ya belum waktunya. Masih diminta untuk banyak-banyakin berdoa minta yang terbaik. Ah, ya Allah betapa kurang bersyukurnya aku ...... :(((((
Well, pada akhirnya kalau aku lagi refleksi diri gini aku jadi sadar banget kalau menikah memang bukan suatu hal yang dilakukan cepat-cepat. Memutuskan cepat menikah karena teman-teman yang lain sudah menikah adalah keputusan yang salah. Menikah bukan perlombaan kan? Semua punya timing nya sendiri-sendiri dan itupun pasti ada campur tangan Allah. Sabar - tenang - kalem - kuasai. Dari sini aku emang belajar banyak tentang kesiapan. Nikah bukan cuma karena aku cinta sama kamu terus yuk kita nikah. Ya kalik itu sinetron banget menurutku. Bohong banget ketika ada yang bilang nikah itu nggak perlu modal. Menikah justru butuh banyak banget modal.
Apa modal menikah? Ilmu. Ilmu tentang bagaimana mengatur keuangan rumah tangga, ilmu tentang kesabaran dan ketelatenan membangun rumah tangga, ilmu tentang mendidik anak dan istri, ilmu bermasyarakat, ilmu menjadi ibu, istri, ayah, atau suami yang baik, dan masih buanyak banget ilmu-ilmu lainnya. Butuh uang juga? Jelas lah. Pasti. Makanya itu juga termasuk ilmu, menurutku hahaha sok banget bahasanya aku ya kek dah paham aja masalah pernikahan.
So, buat teman-teman terbaikku yang sudah, sedang, atau akan menikah - aku bahagia kok. Aku juga berdoa semoga pernikahan kalian langgeng dan berkah, sakinah mawaddah dan rahmah. Selalu diliputi kebahagiaan. Dan yang jelas semoga pernikahan sekali seumur hidup. Aamiin.. Doakan aku juga lah, semoga dimudahkan dalam menuntut ilmu untuk bekal menikah dan lekas di dekatkan jodohnya hihi aamiin...
Komentar
Posting Komentar